Sabtu, 09 April 2011

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI HISTOLOGI MAMALIA


LAPORAN PRAKTIKUM
ANATOMI HISTOLOGI

PENGAMATAN ANATOMI EKSTERNAL DAN INTERNAL MAMALIA


Oleh:
LENI AGUSTINA
0910910054

logo UB


LABORATORIUM FISIOLOGI HEWAN
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2010



BAB I
METODE PRAKTIKUM

1.1.Waktu dan Tempat
Praktikum Anatomi Histologi tentang  “Pengamatan Anatomi Eksternal dan Internal  Mamalia” dilaksanakan pada tanggal 5 April 2010 pukul 07.30-09.30 WIB. Bertempat  di Laboratorium Fisiologi, Kultur Sel, dan Jaringan Hewan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya, Malang.

1.2.Alat dan Bahan
Dalam praktikum ini di gunakan alat dan bahan yaitu alat yang digunakan anatara lain papan bedah, tissue, gunting bedah, sarung tangan,  jarum pentul, pinset, serta alat tulis. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu tikus (Rattus norvegicus).

1.3.Cara Kerja
1.3.1. Inspectio
Rattus norvegicus
Dislokasi bagian lehernya
Diletakkan di papan bedah
Diamati pada bagian caput, cervix, truncus, cauda, squama
Digambar dan diberi keterangan
Gambar penampang eksternal tikus

1.3.2.   Sectio
 

Dipotong kulit pada linea mediana dengan gunting
Diangkat kulit dari jaringan di bawahnya dengan scapel
Dibuka dinding perut pada linea medianadari symphisis hingga processus xiphoideus sternum
Dipotong ke lateral mengikuti arcus costarum
Difiksasi bagian yang menutupi organ
Diamati organ-organ bagian dalam nya
Penampang organ dalam  Rattus norvegicus
 
Digambar dan diberi keterangan

                                                                 
1.3.3.   Pengamatan systema
Pengamatan systema ini dilakukan setelah proses sectio selesai kemudian mengamati organ-organ dalam yang membentuk beberapa system pada Rattus norvegicus . Ada 5 systema yang ada dalam tubuh Rattus norvegicus Antara lain :
1.      Systema digestorium
System pencernaan pada Rattus norvegicus dibedakan menjadi dua yaitu Tractus digestivus (saluran pencernaan) dan Glandula digestoria (kelenjar pencernaan). Tractus digestivus disusun oleh cavum oris, lingua, pharynk, esophagus, ventrikulus, intestinum tenue, coecum,  intestinum crasum, dan anus. Glandula digestoria terdiri dari hepar (hati), Vesica fellea (kantong empedu), dan pankreas.



2.      Systema respiratorium
System pernapasan pada Rattus norvegicus meliputi nares anteriores, cavum nasi, nares posteriors, larynx, trachea, bronchus, dan pulmo.
3.      Systema nervosum (susunan syaraf)
System nervosum pada Rattus norvegicus. terdapat empat bagian yaitu prosenchepalon, mesenchepalon, cerebellum, dan medulla oblongata. Pada mesenchepalon  terbagi menjadi dua yaitu corpora quadrigemina dan epiphysis, sedangkan pada cerebellum teriri dari vermis  dan lobus lateralis dextra, dan lobus lateralis sinistra.
4.      Systema urogenitale
System urogenital dibedakan atas organa uropeutica dan organa genitalia yang masing-masing terdiri dari beberapa organ. Organa uropetica disusun oleh ren, ureter, vesica urinaria, dan uretrha. Organo genitalia terdapat dua jenis yaitu pada feminia yang terdiri dari ovarium, oviduct, uterus, vagina, labia majora, labia minora, dan klitoris. Organa genitalia masculine terdiri atas testis, epididymis, ductus deferens, ductus ejaculatoris, vagina masculine, dan penis.
5.      Systema cardiovascular
System cardiovascular atau alat-alat peredaran darah terdiri dari dua yaitu cor (jantung) dan vasa (pembuluh darah). Cor terbagi menjadi empat ruang yaitu atrium dexter, atrium sinister, ventrikel sinister, dan ventrikel dexter.





BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1. Deskripsi pengamatan
2.1.2. inspectio
Pengamatan inspectio secara langsung menunjukkan bahwa bagian eksternal dari Rattus norvegicus terdiri dari caput (kepala),  truncus (badan), cauda (ekor) dan extrimitas liberae (alat gerak). Pada bagian caput Rattus norvegicus  terdapat auriculae (telinga), porus acusticus externa, organon visus, nares (lubang hidung), fibrisae dan rima oris. Pada bagian organon visus terdapat palpebra suoerior dan inferior, serta plica semilunaris pada sudut mata sebelah medial. Sedangkan pada bagian rima oris dibatasi oleh labium superius dengan bagian dalam adalah labium superius, serta terdapat palantum durum dan palantum molle. Pada bagian truncus diliputi rambut-rambut yang menutupi seluruh tubuhnya. Bagian truncus terdiri atas thorax (dada), dorsum (punggung), abdomen (perut), glutea (pantat), perineum (daerah antara alat kelamin luar dan anus), dan bagian cauda (ekor).  Pada bagian cauda terdapat ekor yang panjang. Bagian ektrimitasnya terdiri atas extrimitas cranialis yang mempunyai 4 digiti dan extrimitas caudalis dilengkapi 3 digiti.


Gambar 1. Penampang anatomi eksternal Rattus norvegicus

Keterangan :
1.)    Auriculae
2.)    Porus acusticus externa
3.)    Organon visus fibrisae
4.)    Rima oris
5.)    Extrimitas cranialis dengan 4 digiti
6.)    Extrimitas caudalis dengan 3 digiti
7.)    Vulva
8.)    Klitoris
9.)    Ekor
10.)             Caput
11.)             Truncus
12.)             Cauda


Gambar 2. Penampang organon visus dan rima oris
Keterangan :
1.)    Palpebra superior
2.)    Palpebra inferior
3.)    Plica semilunaris
4.)    Insisivus
5.)    Palatum molle
6.)    Palatum durum
7.)    lingua
        

2.1.2. Sectio
Pengamatan alat-alat dalam Rattus norvegicus terlhat terdapat beberapa organ. Organ-organ tersebut meliputi hepar, pharink, trachea, pulmo, ren, intestinum tenue, intestinum crasum, lien, dan cor. Hepar terdiri dari 5 lobus dengan pembgian bagian dexter 3 lobi dan bagian sinister 2 lobi. Cor terbagi menjadi empat ruang yaitu atrium dexter, atrium sinister, ventrikel sinister, dan ventrikel dexter. Pada bagian urogenitalnya terdapat intestinum crasum, ovarium, oviduct dan vesica urinaria.
Gambar 3. Penampang anatomi internal Rattus norvegicus

Keterangan :
1.)    Pharink
2.)    Pulmo
3.)    Ventriculus
4.)    Lien
5.)    Ren
6.)    Intestinum tenue
7.)    Intestinum crasum
8.)    Coecum
9.)    Hepar
10.)             Trachea




Gambar 4. Penampang urogenital, cor, dan hepar pada Rattus norvegicus
Keterangan :
1.)    Intestinum crasum
2.)    Ovarium
3.)    Oviduct
4.)    Vesica urinaria
5.)    Atrium dexter
6.)    Atrium sinister
7.)    Ventrikel sinister
8.)    Ventrikel dexter
9.)    Hepar dexter
10.)            Hepar sinister


2.2. Deskripsi literatur
2.2.1. inspectio
Mamalia merupakan salah satu kelas dari kingdom animalia yang memiliki sejarah evolusi hampir sempurna dibandingkan dengan kelas yang yang lain. Mammalia adalah organisme yang memiliki kelenjar susu (glandula mammae) yang dapat menghasilkan susu dan memiliki daun telinga untuk membantu pendengaran. Mammalia juga mempunyai rambut yang menutupi seluruh bagian tubuhnya (Kant, 2001).
Sebagian besar tubuh mamalia memiliki bagian utama yaitu caput (kepala),  truncus (badan), cauda (ekor) dan extrimitas liberae (alat gerak). Pada bagian caput  terdapat auriculae (telinga), porus acusticus externa, organon visus, nares (lubang hidung), fibrisae dan rima oris. Auricularae telah berkembang dengan sempurna memiliki  daun telinga yang membantu untuk proses pendengaran. Organon visusnya terdapat palpebra superior (pelupuk mata atas) dan inferior (pelupuk mata bawah), selain itu juga terdapat plica semilunaris yang terletak di sudut mata sebelah medial. Rima oris dibatasi oleh labium superius, serta terdapat palantum durum (langit-langit keras) dan palantum molle (langit-langit lunak). Rima oris pada Rattus norvegicus terdapat insisivus (gigi seri) yang termodifikasi sebagai hewan pengerat (Radiopoetra, 1996).
 Gambar 5. Anatomi eksternal Rattus norvegicus (                )

2.2.2. Sectio
Bagian internal mamalia sebagian besar memiliki struktur yang hampir sama yaitu terdapat organ-organ vital yang meliputi hepar, cor, ren, vesica fellea, ventriculus, lien, intestinum tenue, intestinum crasum, coccum, dan vesica urinaria. Hepar mamalia memiliki 5 lobi, 3 lobi hepar dexter dan 2 lobi hepar sinister. Cor terletak di dekat pulmo dan pada posisi sebelah thorax bagian sinister. Vesica fellea dan ventriculus terletak di caudal hepar. Lien  berbentuk pipih lonjong dan menempel pada ventriculus. Intestinum merupakan saluran yang panjang berbelit-belit dengan dindingnya yang sangat tebal dan mengandung vili-vili. Terdapat dua macam intestinum yaitu intestinum tenue (usus halus) dan intestinum crasum (usus besar). Intestinum crasum biasanya disebut coecum yang terdiri dari incisurae (kolon naik), haustrae (kolon mendatar), dan taeniae (kolon menurun). Untuk proses ekskresinya yang berupa urine terdapat organ vesica urinaria (Kardong, 2002).
Gambar 6. Anatomi internal Rattus norvegicus (               )

2.2.3. Deskripsi Systema
Dalam tubuh mamalia ( Rattus norvegicus) tersusun dari beberapa system yang tersusun dari kumpulan organ yang mempunyai fungsi dan tugas yang sama. System-system tersebut antara lain:
1.)  System respiration
System pernapasan pada mamalia (Rattus norvegicus) termodifikasi lebih sempurna. Terdapat bagian-bagian yang menyusun system ini, yaitu nares anteriores, cavum nasi, nares posteriors, larynx, trachea, bronchus, dan pulmo. Masuknya udara pertama melalui nares anteriores yang kemudian diteruskan ke larynk. Larynk terletak di belakang pharynx. Ronggga larynx disebut auditus laringis, sedangkan celah yang berhubungan dengan pharynx disebut rima glotiiidis (persimpangan dua saluran). Pada larynx terdapat cartilage (tulang rawan) yang terdiri dari :
1.)    Tyroidea, tunggal, terletak ventrolateral
2.)    Cricoidea, tunggal, terletak di caudal thyroidea
3.)    Arythenoidea, sepasang, terletak di cranial cartilage cricoidea dan dorsal cartilage thyroidea
4.)    Santorini, sepasang, berukuran kecil, terletak pada puncak cartilage arythenoid
5.)    Epiglottis, berbentuk pipih terletak dorsacranial cartilaogo thyroidea
Trachea disusun dari cincin cartilage annulus thacealis yang sebelah dorsal tidak menutup, terletak di sebelah ventral esophagus. Bronchus tersusun atas cincin cartilage annulus branchialis yang menutup sempurna. Pulmo berjumlah sepasang, pulmo dexter terdiri dari 3 lobi dan pulmo sinister terdiri dari 2 lobi. Tiga lobi pada bagian dexter meliputu lobus superius, medius, dan inferus, sedangkan bagian sinister terdiri dari lobus superius dan inferius (Radiopoetra, 1996).

2.   System pencernaan
System pencernaan pada mamalia dibedakan menjadi dua yaitu Tractus digestivus (saluran pencernaan) dan Glandula digestoria (kelenjar pencernaan). Tractus digestivus disusun oleh cavum oris, lingua, pharynk, esophagus, ventrikulus, intestinum tenue, coecum,  intestinum crasum, dan anus. Cavun oris terdiri dari palantum durum (langit-langit keras), palantum molle (langit-langit lunak)dan dentes. Dentes terdapt empat macam yaitu dens insisivus, dan caninus yang berkembang tereduksi, dens praemolare, dan dens molare. Diantara dens insisivus  dan praemolare terdapat celah yang dinamakan diastema. Pada lingua terdapat lingua yang mempunyai banyak papillae (tonjolan kecil) yang berfungsi sebagai indra perasa. Kemudian makanan dilanjutkan ke pharynx dan esophagus. Esophagus merupakan saluran yang panjang menyerupai pipa tetapi elastis dan pada bagian ini terjadi gerak peristaltik. Ventrikulus merupakan tempat bermuaranya makanan dan terjadi pencernaan secara kimiawi. Di dalam ventrikulus ini akan dikeluarkan berbagai enzim pencernaan seperti enzim pepsi, rennin dan HCl. Setelah dari ventrikulus, makanan  menuju intestinum tenue untuk penyerapan sari-sari makanan. Intestinumtenue dibagi menjadi tiga yaitu duodenum, jejunum, dan ileum. Kemudian sisa-sisa makanan diserap airnya di intestinum crasum dan berakhir pada rectum. Ketika rectum terasa penuh, maka rectum berkontraksi untuk mengeluarkannya melalui lubang yang disebut anus. Glandula digestoria terdiri dari hepar (hati) yang berwarna merah coklat, Vesica fellea (kantong empedu), dan pancreas yang terdapat pada mesentrium (lytle dan John, 2005).
Sistematis pencernaan makanan pada mamalia :
Mulut  → Kerongkongan  → Lambung → Hati → Pankreas → Intestinum tenue→ Appendiks → Intestinum crasum → Poros usus (rectum) → Anus.

3.) Systema urogenitalia
System urogenital dibedakan atas organa uropeutica dan organa genitalia yang masing-masing terdiri dari beberapa organ. Organa uropetica disusun oleh ren, ureter, vesica urinaria, dan uretrha. Ren berjumlah sepasang bertipe metanephros yang berwarna merah coklat. Ureter sepasang keluar dari hilus renis bermuara pada ureter bagian dorsocaudal vesica urinaria. Vesica urinaria berjumlah tunggal. Urethra saluran keluar dari vesica urinaria. Organo genitalia feminia terdiri dari ovarium, oviduct, uterus, vagina, labia majora, labia minora, dan klitoris. Ovarium merupakan tempat pembentukan ovum, oviduct merupakan saluran ovarium menuju uterus yang berfungsi sebagai tempt fertilisasi. Uterus merupakan tempat berkembangnya zygot untuk menjadi embrio. Vagina merupakan alat kelamin bagian luar sebagai alat kopulasi. Organa genitalia masculine terdiri atas testis, epididymis, ductus deferens, ductus ejaculatoris, vagina masculine, dan penis. Testis dibungkus dengan skrotum merupakan tempat pembentukan sperma. Epididyms, ductus deferens, dan ductus ejaculatoris merupakan saluran yang mengalirkan sperma untuk menuju penis. Penis merupakan alat kopulasi untuk menyalurkan sperma ke dalam tubuh betina (Denton, 1985).
Gambar 6. System urogenital masculine Rattus norvegicus.


4.)    System nervosum
System nervosum pada mamalia ( Rattus norvegicus) terdiri atas empat bagian yaitu prosenchepalon, mesenchepalon, cerebellum, dan medulla oblongata. Pada prosencephalon merupakan hemisphareium dengan bagian yang menonjo dan lekukan. Pada mesenchepalon  terbagi menjadi dua yaitu corpora quadrigemina (4 bangunan bulat) dan epiphysis, sedangkan pada cerebellum teriri dari vermis (lobus medius cereblli)  dan lobus lateralis dextra, dan lobus lateralis sinistra. Pada tiap lobus lateralis terdapat focculus (tonjolan). Medulla oblongata merupakan lanjutan dari medulla spinalis yang terbagi menjadi tiga bagian yaitu chiasma nervi optici, hypophysis dan pons varrol yang merupakan berkas jaringan syaraf sebagai penghubung dua sisi cerebllum  ( Jasin, 1987 ).



5.)    System cardiovascular
System cardiovascular atau system sirkulasi meruakan kumpulan beberapa organ yang membentuk sebuah system peredaran darah. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa sistem kardiovaskular pada Cavia cobaya terdiri atas jantung dan pembuluh darah. Jantung pada mmalia (Rattus norvegicus) terbagi menjadi empat ruang yaitu dua atrium dan dua ventrikel. Dua atrium tersebut antara lain atrium dexter dan atrium sinister, sedangkan dua ventrikel tersebut yaitu ventrikel dexter dan ventrikel sinister. Atrium dexter merupakan tempat bermuaranya vena cava (pembuluh vena), atrium sinister merupakan tempat bermuaranya vena pumonalis. Ventrikel sinister dindingnya lebih tebal dari pada atrium yang merupakan tempat keluarnya aorta, sedangkan ventrikel dexter tepat keluarnya arteri pulmonalis (Radiopoetro, 1996).




d. Klasifikasi 
Dalam ilmu taksonomi hewan, klasifikasi Rattus norvegicus adalah (Hickman, 2001) :
Kingdom     : Animalia
Filum           : Chordata
Class           : Mamalia
     Orde                       : Rodentia
Family         : Caviidae
Genus          : Rattus
Spesies        : Rattus norvegicus 











 BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam Pengamatan Anatomi Eksternal dan Internal Mamalia pada tikus (Ratts norvegicus) terdapat beberapa bagian pada tubuh Rattus norvegicus. Pada pengamatan secara inspectio didapati bagian-bagian luar tubuh Rattus norvgicus meliputi caput (kepala), truncus (badan), cauda (ekor), dan Ekstremitas (anggota gerak). Sedangkan untuk bagian dalam internal Rattus norvegicus yang diamati secara sectio meliputi cor, ren, pulmo, hepar (hati), ventriculus, lien, intestinum tenue (usus halus), intestinum crassum (usus besar), coecum, lien dan bagian-bagian dari diaphragma. Selain itu, Ratus norvegicus  memiliki organ tubuh yang lengkap dan merupakan anggota dari hewan vertebrata karena memiliki tulang belakang.
3.2 Saran
 Praktikan diharapkan menguasaitekknik dislokasi supaya tikus tidak merasa kesakitan. Selain itu, praktikan harus menguasai teknik cara menseksi atau membedah Rattus norvegicus  secara benar agar tidak merusak organ-organ vital yang terdapat di dalam tubuh tikus  tersebut.








DAFTAR PUSTAKA

Denton, Michael. 1985. Evolution: A Theory in Crisis. Burnett Books. London.
Hickman, J. R. Cleveland P. 2001. Integrated Principles of Zoology. Mc Graww Hill. New York.
Jasin, M. 1987. Zoologi Vertebrata. Penerbit Sinar Wijaya. Surabaya.
Kant, G. C., R. K. Carr.2001. Comparative of the Anatomy Vertebrates Ninth Edition. Mc Graw Hill Companies Inc.New York.
Kardong, K.V. 2002. Vertebrates Comparative Anatomy, Function, Evolution. Mc Graw Hill-Companies Inc. North America.
Lytle, C.F., J. R. Meyer. 2005. General Zoology. McGraw-Hill Companies. New York.
Radiopoetra. 1996. Zoology. Jakarta. Erlangga.

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI HISTOLOGI REPTILIA


LAPORAN PRAKTIKUM
ANATOMI HISTOLOGI

PENGAMATAN ANATOMI EKSTERNAL DAN INTERNAL AMPHIBI


Oleh:
LENI AGUSTINA
0910910054



LABORATORIUM FISIOLOGI HEWAN
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2010
BAB I
METODE PRAKTIKUM

1.1.Waktu dan Tempat
Praktikum Anatomi HIstologi tentang  “Pengamatan Anatomi Eksternal dan Internal  Reptilia” dilaksanakan pada tanggal 22 Maret 2010 pukul 07.30-09.30 WIB. Bertempat  di Laboratorium Fisiologi, Kultur Sel, dan Jaringan Hewan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya, Malang.

1.2.Alat dan Bahan
Dalam praktikum ini di gunakan alat dan bahan yaitu alat yang digunakan anatara lain papan bedah, tissue, gunting bedah, sarung tangan,  jarum pentul, pinset, serta alat tulis. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu kloroform dan kadal (Mabouya sp.).

1.3.Cara Kerja
1.3.1.Inspectio
Mabouya sp.
Diletakkan pada papan bedah
Diamati pada bagian caput, cervix, truncus, cauda, squama
Digambar dan diberi keterangan
Penampang eksternal kadal


1.3.2.Sectio
Mabouya sp.
Diletakkan di papan bedah

Digunting bagian tubuh sepanjang garis tengah perut dari ujung anterior rahang hingga ke bagian kloaka

Ditarik keatas pada bagian kulit menggunakan pinset

Difiksasi pada bagian yang menutupi organ

Diamati dengan seksama pada bagian internal

Digambar dan diberi keterangan
Penampang organ-organ internal kadal

1.3.3. Pengamatan Systema
Pengamatan systema ini dilakukan setelah proses sectio selesai kemudian mengamati organ-organ dalam yang membentuk beberapa system pada Mabouya sp . Ada 5 systema yang ada dalam tubuh Mabouya sp. Antara lain :
1.      Systema digestorium
System pencernaan pada Mabouya sp. dibedakan menjadi dua yaitu Tractus digestivus (saluran pencernaan) dan Glandula digestoria (kelenjar pencernaan). Tractus digestivus disusun oleh cavum oris, lingua, pharynk, esophagus, ventrikulus, intestinum tenue, intestinum crasum, dan kloaka. Glandula digestoria terdiri dari hepar (hati), Vesica fellea (kantong empedu), dan pankreas.



2.       
3.      Systema respiratorium
System pernapasan pada Mabouya sp. yang dilihat dari tractus respiratoria seluruhnya meliputi rima glottidae, larynk, trachea, bronchus, dan pulmo.
4.      Systema nervosum (susunan syaraf)
System nervosum pada Mabouya sp. terdapat dua jenis yaitu enchepalon dan nervi craniales yang terdiri dari 12 pasang. Enchepalon terbagi menjadi dua yaitu facies dorsolateralis yang terdiri atas hemispherium cerebi, lobus opticus, cerebellum, medulla oblongata, dan epiphysis. Serta facies basalis yang terdiri atas chiasma nervi optici, hypophysis, dan infundibulum.
5.      Systema urogenitale
System urogenital dibedakan atas organa uropeutica dan organa genitalia yang masing-masing terdiri dari beberapa organ. Organa uropetica disusun oleh ren, ureter, dan vesica urinaria (kloaka). Organo genitalia terdapat dua jenis yaitu pada feminia yang terdiri dari ovarium, oviduct, dan pada masculine terdiri dari testes, epididymis, vas deferens, dan hemipenis.
6.      Systema cardiovascular
System cardiovascular atau alat-alat peredaran darah terdiri dari dua yaitu cor (jantung), atrium dextrum, atrium sinistrum, sinus venosus dan vasa (pembuluh darah).








BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1. Deskripsi
2.1.1. Deskripsi Gambar
a. Anatomi eksternal reptilia
Reptilia tergolong hewan bertulangbelakang (Djunanda, 1982). Ciri-ciri hewan reptilia adalah sebagai berikut :
  • Kulit bersisik kering.
  • Bernafas melalui paru-paru.
  • Biasanya bertelur dan telur bercangkerang keras.
  • Sebagaian reptilia mempunyai empat kaki dan sebagian tidak memiliki kaki.
  • Berdarah dingin (suhu badan berubah mengikut suhu lingkungan).
Contoh-contoh hewan dari famili reptilia :-
Reptilia merupakan hewan berdarah dingin yang dibagi kepada empat ordo. Reptilia tersebar diseluruh dunia dari kawasan padang pasir yang kering, di dataran tinggi maupun rendah, sampai beratus meter di dalam laut (Hickman, 2003).
Dikarenakan reptilia berdarah dingin, mereka tidak dapat memulai suhu badan mereka. Hewan reptilia mempunyai kulit yang bersisik atau berketul yang terdiri dari selaput bertulang atau bergading, mempunyai kaki yang pendek atau tidak mempunyai kaki. Kebanyakan reptilia bertelur (ovipar), walaupun sebagian adalah menyimpan telur di dalam perut induk hingga menetas.
Salah satu reptilia tersebut adalah kada (Mabouya sp.).    Mabouya sp merupakan reptilia anggota dari ordo squamata, yang dikenal sebagai kadal. Kadal memiliki tubuh yang memanjang dan berkembang untuk merayap, berlari dan melata. Ekor pada umumnya panjang, dan biasanya mudah putus. Kulit permukaannya diselaputi atau dilindungi dengan sisik-sisik yang kecil. Kadal termasuk hewan yang mudah beradaptasi dengan lingkungannya. Lidahnya berbentuk khusus dan dapat diproyeksikan atau dijulurkan ke depan lebih dari lebar tubuhnya, untuk menangkap serangga. Ketika hewan ini sedang beristirahat, kedua matanya berputar-putar dan selanjutnya memberikan pemandangan di sekelilingnya. Ketika mengincar seekor serangga, kedua matanya tertuju padanya. Kaki tereduksi dan selalu berkembang lagi hingga mencapai 62 kali. Tubuhnya yang ramping dan memanjang, memungkinkan untuk bergerak dengan mudah dengan bantuan kaki (Hickman, 2003).
  Dari pengamatan secara langsung menunjukkan bahwa secara umum anatomi eksternal kadal (Mabouya sp.) dibagi atas lima bagian yaitu caput (kepala), cervix (leher), truncus (badan), cauda (ekor) dan squama. Pada bagian caput (kepala) terdapat beberapa bagian yaitu rima oris (celah mulut) yang terletak pada ujung rostrum (moncong), organon visus, nares anteriores, dan lubang telinga. Rima oris terdiri dari maxilla, mandibula, palatum, lingua, dan dentes. Sedangkan pada organon visus terdiri atas palpebra superior dan palpebra inferior.



Gambar 1. Penampang anatomi eksternal kadal (Mabouya sp.) dari samping
Keterangan gambar:
1.)    Rima oris                                 6.) Caput 
2.)    Nares anterires                         7.) Cervix
3.)    Organon visus                          8.) Truncus
4.)    Lubang telinga                         9.) Cauda
5.)    Squama

Bali Skink (Eutropis multifasciata balinensis)

Gambar 2. Anatomi eksternal Mabouya sp.



Gambar 3. Penampang rima oris dan organon visus pada (Mabouya sp.).
Keterangan gambar:
1.)    Palatum                        6.) Palpebra superior
2.)    Maxilla                                    7.) Palpebra inferior
3.)    Lingua
4.)    Mandibula
5.)    Dentes




Pada bagian truncus terdapat ekstrimitas (anggota badan) terbagi menjadi menjadi dua yaitu ektrimitas cranialis disebelah cranialateral truncus dan ektrimitas caudalis di sebelah laterocaudal truncus. Ektrimitas cranialis meliputi branchium (lengan atas), antebranchium (lengan bawah), dan manus (telapak tangan) dengan 5 digiti. Nama digiti tersebut yaitu pollux, secundus, medius, annulus, dan minismus. Ektrimitas caudalis meliputi femur (paha), crus (tungkai bawah), pes (telapak kaki), dan kloaka. Pes terdapat 5 digiti dengan nama hallux, secundus, medius, annulus, dan minismus.



Gambar 4. Penampang ekstrimitas cranialis  Mabouya sp.
Keterangan gambar :
1.)    Branchium                               5.) Annulus
2.)    Antebrancium                          6.) Medius
3.)    Manus                                      7.) Secundus
4.)    Minimus                                  8.) Pollux



Gambar 5. Penampang ekstrimitas caudalis  Mabouya sp.
Keterangan gambar :
1.)    Femur                         5.)Medius
2.)    Crus                           6.)Secundus
3.)    Minimus                     7.)Hallux
4.)    Annulus                     8.)Pes 

b.  Anatomi internal Mabouya sp.
Hasil pengamatan anatomi internal kadal (Mabouya sp.) menunjukkan bahwa terdapat beberapa organ vital seperti trachea, cor, hepar, ventriculus, intestinum, vesica urinaria, pulmo, ren, spleen, testes, rectum, dan pankreas. Organ-organ tersebut membentuk beberapa system yaitu system pencernaan, system respirasi, system urogenital, system nervosum, system integumentum,  dan system transportasi (Kant, 2001).



Gambar 6. Penampang anatomi internal Mabouya sp.
Keterangan gambar:
1.) Cor                                          6.) Ren
2.) Lambung                                 7.) Intestinum crasum
3.) Hepar                                      8.) Ureter
4.) Intestinum tenue                     9.) vesica fellea
5.) Ovarium


Gambar 7. Anatomi internal Mabouya sp.






Terdapat beberapa system yang tersusun dari beberapa organ di dalam tubuh kadal (Mabouya sp.) yaitu antara lain sebagai berikut :
1. Systema pencernaan
Pada sistem pencernaan Moubaya sp. dibedakan menjadi dua yaitu tractus digestivus (saluran pencernaan) dan glandula digestoria (saluran pencernaan).
1.) Tractus Digesntivum terdiri dari cavum oris, pharynk, esophagus (kerongkongan), vetriculus, intestinum tenue, cecum, intestinum crassum dan kloaka. Didalam cavum oris terdapat dentes yang berbentuk canus. Dentes ini berbentuk pleurodont, artinya menempel pada sisi samping gingiva, sedikit melengkung ke arah medial cavum oris. Pada Mabouya sp. tidak kita jumpai dentes palatini. Selain itu dalam cavum oris terdapat lingua yang berpangkal pada Os hyldeum di sebelah caudal cavum oris, ujungnya bersifat befida. Ventriculus pada Mabouya sp. berdinding musular yang tebal dari bentuk silindris. Intestinum crassum berfungsi sebagai rectum. Cecum merupakan batas antara instestinum tenue dan intestinum crassum.
2.) Glandula digestaria, terdiri dari hepar dan pancreas, empedu yang dihasilkan oleh hepar ditampung kantong yang disebut vesica fellea. Hepar terdiri atas 2 bagian, yaitu sinister dan dekter dan berwarna coklat kemerahan. Vesica fellea terletak pada tepi caudal lobus dexter hepatis. Pankreas terletak dalam suatu lengkung antara ventriculus dan duodenum. Ductus cysticus dari vesica fellea menuju jaringan pankreas bergabung dengan ductulli pancreatici, kemudian keluar menjadi satu ductus yang besar disebut hepato-pancreaticus atau ductus choledochus yang bermuara pada duodenum. Ventriculus terikat pada dinding tubuh dengan perantaraan suatu alat penggantung yang disebut mesogastrium. Kemudian alat penggantung instestinum tenue disebut mesenterium, alat penggantung intestinum crassum (rectum) disebut mesorectum. Antara permukaan dorsal hepar dan ventriculus terdapat suatu lipatan tipis yaitu omentum gastrohepaticum. Omentum ini melanjutkan diri ke caudal disebut omentum duodeno-hepaticum yang menghabungkan hepar dengan duodenum
Berdasarkan hasil pengamatan, terdapat dua 2 lobi, sinister dan dexter dengan warna merah tua.
Sistem Alat Pencernaan Reptil
Gambar Sistem Pencernaan pada Reptilia                  
2.      Systema Nervosum
     Kebanyakan kadal melihat dan mendengar dengan baik. Mereka mempunyai telinga eksternal yang membuka dan kelopak mata mereka dapat digerakkan (tidak pada ular). Beberapa kadal memiliki ”tiga” mata, yang sangat kecil, sensitif terhadap cahaya, strukturnya transparan pada bagian atas kepala yang dapat membantu mereka untuk mengatur seberapa lama mereka dapat tinggal di daerah yang panas. Otak pada Mabouya sp. diketahui berhenti berkembang sebelum tubuhnya beristirahat. Cerebral hemispheres meluas dengan cepat dan menonjol secara lateral, secara dorsal, dan beberapa tingkat, secra posterior di akhir diencephalon. Talamus dan hipotalamus akan menjadi lebih menyolok yang mengatur koordinasi aktivitas metabolisme. Hypothalamus berperan sebagai thermostat untuk mengatur temperatur tubuh, prosesnya dikenal sebagai ”basking poikilothermy”. Jika hypothalamus menjadi lebih dingin daripada tingkat temperature, sinyal syaraf akan mengindikasikan Mabouya sp. untuk berpindah pada tempat yang lebih hangat, begitu juga sebaliknya.

Gambar Sistem Syaraf pada Reptilia

3. Systema Respiratorium
   Umumnya reptilia mempunyai trachea yang panjang dimana dindingnya disokong oleh sejumlah cincin cartilago. Larink terletak di ujung anterior trachea. Dinding larink ini disokong oleh cartilago cricoida dan cartilago anytenoidea. Kearah posterior trachea membentuk percabangan (bifurcatio) menjadi bronchus kanan dan bronchus kiri, yang masing-masing menuju ke pulmo kanan dan pulmo kiri. Pulmo lacertilia dan ophidia relatif sederhana. Pada beberapa bentuk, bagian internal pulma terbagi tidak sempurna menjadi 2 bagian, yaitu bagian anterior berdinding saccuter sedangkan pada bagian posterior berdinding licin, tidak vasculer dan berfungsi terutama untuk reservoir.
Sistem respirasi pada mabouya sp. seperti ini sudah setingkat lebih tinggi bila dibandingkan dengan respirasi amphibi, yaitu amphibi tidak mempunyai trachea sedang Mabouya sp. sudah mempunyai trachea. Tractus respiratorius pada Mabouya sp. mulai dari cranial terdiri dari Larynk, rima glottidae, trachea, bronchus, dan pulmo.


4.Systema Urogenital
    System urogenital pada kadal (Mabouya sp.) yang telah diamati terdiri atas gonad jantan, karena kadal yang diamati berjenis kelamin jantan. Selain itu terdapatnya garis kuning di bagian ventral-dorsal menunjukkan bahwa kadal tersebut jantan. System urogenital pada reptilia dibedakan menjadi dua bagian yaitu organa uropoetica (ekskresi) dan organa genitalia (reproduksi). Organ uropoetica terdiri dari ren (ginjal), ureter, dan vesica urinaria (kandung kencing). Organ genitalia pada hewan jantan terdiri atas alat kelamin khusus (hemipenis), sepasang testes, vas deferens, dan epididimis. Organ genitalia pada hewan betina terdiri dari sepasang ovarium, oviduk (saluran telur), dan kloaka. Kelompok reptile seperti kadal merupakan hewan yang yang fertilisasinya terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal). Umumnya reptila bersifat ovipar, namun ada juga reptil yang bersifat ovovivipar, seperti ular garter dan kadal. Reptil betina menghasilkan ovum di dalam ovarium. Ovum kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju kloaka. Reptil jantan menghasilkan sperma di dalam testis. Sperma bergerak di sepanjang saluran yang langsung berhubungan dengan testis, yaitu epididimis. Dari epididimis sperma bergerak menuju vas deferens dan berakhir di hemipenis. Hemipenis merupakan dua penis yang dihubungkan oleh satu testis yang dapat dibolak-balik seperti jari-jari pada sarung tangan karet. Pada saat kelompok hewan reptil mengadakan kopulasi, hanya satu hemipenis saja yang dimasukkan ke dalam saluran kelamin betina.
Ovum reptil betina yang telah dibuahi sperma akan melalui oviduk dan pada saat melalui oviduk, ovum yang telah dibuahi akan dikelilingi oleh cangkang yang tahan air. Hal ini akan mengatasi persoalan setelah telur diletakkan dalam lingkungan basah. Pada kebanyakan jenis reptil, telur ditanam dalam tempat yang hangat dan ditinggalkan oleh induknya. Dalam telur terdapat persediaan kuning telur yang berlimpah (Kardong, 2002).
Sistem Alat Reproduksi Burung
Gambar Sistem reproduksi pada Reptilia.

5. Systema Cardiovascular
Cor terletak di medial, di bagian cranioventral rongga thorax. Ia terdiri dari 2 atria, yaitu atrium dextrum dan sinistrum, 2 ventriculus yaitu ventriculus dexter serta ventriculus sinister, dan sinus venosus. Atrium dextrum dipisah dengan atrium sinistrum oleh septum atriarum. Antara atrium dan ventriculus ada sekat yang disebut apertura atriovenricularis dengan katup valvula atrioventricularis.Ventriculus dexter dipisah dari ventriculus sinister oleh septum ventriculorum ialah tidak sempurna sehingga darah di ventriculus dexter dan sinister untuk sebagian masih tercampur. Dari ventriculus dexter keluar areus aortae sinister yang membelok ke kiri, dan arteria pulmanalis yang bercabang dua masing-masing ke pulmo. Dari ventruculus sinister keluar arcus aortae dexter yang membelok ke kanan dan mempercabangkan sebuah arteria yang berjalan ke arah cranial yaitu arteria carotis communis. Arteria carotis communis ini akan bercabang dua menjadi arteria carotis communis dexter dan sinister yang masing-masing baik dexter maupun sinister akan bercabang lagi menjadi arteria carotis externa dan interna.
Arteria carotis communis interna kiri akan membuat suatu hubungan dengan arcus aortae sinister. Arcus aortae dexter dan sinister, masing-masing menuju ke caudal dan keduanya bertemu di medial untuk menjadi satu pembuluh besar yang disebut aorta dorsalis.
Sebelum kedua arcus aortae ini bertemu, arcus aortae dexter terlebih dulu mempercabangkan arteria esophagus yang menuju ke esophagus, kemudian juga mempercabangkan arteria subelavia dexta dan sinistra yang menuju ke extremitas anterior.
Sinus venosus menerima darah dari vanae besar, ialah vena cova superior dexta dan sinistra, dan vena cava inferior yang datang dari bagian caudal tubuh setelah menerima vena hepatica terlebih dulu. Dari sinus venosus darah kemudian menuju ke atrium dextrum. Yang masuk ke atrium sinistrum ialah vanae pulmonalis yang berisi darah arterial dari pulmo (Radiopoetra, 1996).


Gambar Sistem Sirkulasi pada Reptilia
6. Systema integunentum
            Integument pada Reptilia umumnya tidak mengandung kelenjar keringat. Integument adalah jaringan penutup permukaan, seperti kulit dan mukosa. Lapisan terluar dari integument yang menanduk tidak mengandung sel-sel saraf dan pembuluh darah. Bagian ini mati, dan lama-lama akan mengelupas. Permukaan lapisan epidermal mengalami keratinisasi. Lapisan ini akan ikut hilang apabila hewan berganti kulit (Dakrory, 2009).

Klasifikasi Mabouya sp.
Dalam ilmu taksonomi hewan, klasifikasi Mabouya sp. adalah sebagai berikut :
Filum               : Chordata
Subfilum          : Vertebrata
Superkelas       : Tetrapoda
Kelas               : Reptilia
Subkelas          : Diapsida
Supraordo        : Lepidosauria
Bangsa                         : Squamata
Suku                : Scincidae
Marga              : Mabouya
Jenis                : Mabouya sp.










BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari praktikun yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa secara umum tubuh kadal  (Mabouya sp.) terbagi menjadi empat bagian yaitu bagian caput (kepala), cervix (leher), truncus (badan), dan cauda (ekor). Anatomi eksternal dari Mabouya sp. terdiri dari caput (kepala), cervix (leher), truncus (badan), cauda (ekor) dan squama (sisik). Anatomi internal dari Bufo sp. terdiri atas cor (jantung), hepar (hati), ventriculus, intestinum  crasum (usus besar), intestinum tenue (usus halus), vesica urinaria, spleen, ren, vesica fellea, pankreas dan pulmo.
3.2 Saran
Para praktikan diharapkan menguasai teknik cara menseksi atau membedah kadal  (Mabouya sp.)  secara benar agar tidak merusak organ-organ vital yang terdapat di dalam tubuh kadal tersebut.








DAFTAR PUSTAKA

Dakrory, Ahmed I. 2009. Comparative Anatomical Study on The Ciliarly Ganglion of Lizard (Reptilia-Squamata-Lacertilia). Australian Journal of Basic and Applied Sciences. 3(3) : 2064-2077  
Djunanda, Tatang. 1982. Anatomi dari 4 Spesies Hewan Vertebrata. Armico. Bandung
Hickman, C.P., L. S. Roberts dan A. Larson. 2003. Animal Diversity. McGraw-Hill Companies, Inc.: North America.
Kant, G. C., R. K. Carr.2001. Comparative of the Anatomy Vertebrates Ninth Edition. Mc Graw Hill Companies Inc.,: New York
Kardong, K.V. 2002. Vertebrates Comparative Anatomy, Function, Evolution. McGraw-Hill. Companies, Inc.: North America.
Radiopoetra. 1996. Zoology. Erlangga. Jakarta